Friday, December 18, 2009

ANTARA TAHAJJUD & QIYAMULLAIL

"Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. Dan katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.” (QS Al-Isra’ 17:79-80) Dalam Al Qur’an, terdapat banyak ayat yang menuturkan tentang tahajud, perintah mengerjakannya dan keutamaannya.

Kata tahajud sendiri dalam bahasa Arab berarti bergadang, dari mashdar lafadz Alhujud yang dalam segi bahasa berarti Annaum (tidur), sedangkan tahajjud berarti azala Annaum (menghilangkan tidur), sedangkan menurut Istilah : Tahajud adalah Sholat Tathowwu' (sunah) pada malam hari yang di lakukan setelah tidur. (kitab KHOSIYATANI SYARH MINHAJUTHOLIBIN LIL IMAM NAWAWI FYL FIQHI ASYAFI'I,... See More JUZ 1 HAL 245 cet Dar Ibnu Ashoshoh, beirut). sehingga makna tahajud adalah salat sunah di malam hari yang dilakukan sesudah tidur. Tahajud juga bisa disebut sebagai qiyamullail karena pelaksanaan waktunya malam hari.

Perbedaannya, jika tahajud hanya dilakukan sesudah tidur, qiyamullail bisa dilakukan sebelum maupun sesudah tidur. Selain itu, qiyamullail bisa berupa shalat seperti shalat hajat, istikhoroh shalat tasbih atau amal ibadah lainnya, seperti tilawah qur’an, dzikir. Sedangkan tahajud hanya berupa shalat saja. Kesimpulannya tahajjud pasti qiyamullail, tidak berlaku kebalikannya..

Allah mensifati qiyamullail dengan firman-Nya: ”Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.” (QS Al-Muzzammil 73:6) Dalam tafsir Al Azhar, Prof. Dr. Hamka menjelaskan ayat tersebut sebagai berikut: ”Karena di waktu malam gangguan sangat berkurang. Malam adalah hening, keheningan malam berpengaruh pula kepada keheningan fikiran. Di dalam suatu hadits Qudsi, Allah berfirman, bahwa pada sepertiga malam terakhir Allah turun ke langit dunia untuk mendengarkan keluhan hamba-Nya yang mengeluh, untuk menerima taubat orang yang taubat dan permohonan maghfirah (ampunan) hamba-Nya yang memohonkan ampun. Maksudnya ialah bahwa hubungan kita dengan langit pada waktu malam adalah sangat dekat.”

Tahajud maupun qiyamullail merupakan ibadah yang menghubungkan hati kita dengan Allah. Ketika suara-suara telah lenyap dan mata-mata telah terpejam serta orang-orang tertidur lelap di pembaringannya, orang yang melakukan qiyamullail menjauhkan diri mereka dari kasur-kasur empuk dan dipan-dipan mewah lagi nyaman untuk menghidupkan malam dengan berkhalwat berdua dengan-Nya. Oleh karena itu, Allah menyanjung dan mengistimewakan mereka melalui firman-Nya: ”(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS Az-Zumar 39:9) Rasulullah SAW sendiri selalu menjaga qiyamullail, selalu mengerjakan qiyamullail sampai telapak kaki beliau bengkak. Padahal, beliau telah mendapat jaminan ampunan bagi semua dosanya baik yang telah lewat maupun yang akan datang. Ketika ditanyakan kepada beliau, maka jawabnya, ”Tidak pantaskah aku untuk menjadi seorang hamba yang pandai bersyukur.” (HR. Bukhari dan Muslim )

Qiyamullail merupakan sunnah muakkadah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah dengan sabdanya, "Hendaklah kamu melaksanakan qiyamullail karena qiyamullail itu adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kita, sarana pendekatan kepada Allah, penghapus keburukan, pencegah dosa dan penangkal penyakit di badan." (HR. Ahmad dan Tirmidzi). Rasulullah SAW juga sangat menganjurkan untuk melakukan qiyamullail karena di dalamnya terkandung kebaikan yang agung dan pahala yang banyak, dengan sabdanya, ”Sesungguhnya ada waktu di malam hari yang tidak seorangpun dari seorang hamba yang berdoa pada saat itu untuk memohon kebaikan kecuali pasti akan Allah kabulkan.” (HR. Muslim) Hal ini sesuai dengan perintah Allah dalam Al Qur’an: ”Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. Dan katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.” (QS Al-Isra’ 17:79-80) ”Dan bertasbihlah kepada-Nya pada beberapa saat di malam hari dan di waktu terbenam bintang-bintang (di waktu fajar).” (QS Ath-Thuur 52:49) ” Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari.” (QS Al-Insan 76:26)

Hamka menerangkan tentang tafsir ayat tersebut sebagai berikut: “Sholat lima waktu ditambah dengan tahajud di malam yang panjang itu adalah alat penting bagi memperkaya jiwa dan memperteguh hati di dalam menghadapi tugas berat melakukan dakwah. Sebab rasa dekat kepada Tuhan itulah sumber kekuatan sejati bagi manusia.” Qiyamullail merupakan kenikmatan dan karunia dari Allah terhadap hamba-Nya yang shaleh yang Allah mudahkan untuk beribadah kepada-Nya. Dengan qiyamullail, Allah akan memberi kekuatan. Dengan qiyamullail, Allah mengabulkan doa. Dengan qiyamullail, dapat menghapus keburukan, mencegah dosa dan menangkal penyakit. Dengan qiyamullail, dapat semakin mendekatkan kepada Allah. Dengan qiyamullail, Allah akan menggolongkan dalam ibaadurrahman. Dengan qiyamullail, Allah akan mengangkat ke tempat yang terpuji. Dengan qiyamullail, Allah akan memasukkan ke surga-Nya.

Termasuk tanda cinta kepada Allah adalah bermunajat kepada-Nya di keheningan malam. Sebagaimana ungkapan dari para ulama, ”Di dunia ini tidak ada waktu yang menyerupai waktu yang sangat di surga kecuali apa yang dirasakan oleh orang-orang shaleh di dalam hati mereka akan kenikmatan bermunajat kepada Rabb mereka.” Apabila malam telah gelap, Syadad bin Aus masuk ke kamar tidurnya, ia merasa gelisah, tidak bisa tidur, membolak-balikkan badannya bagaikan biji-bijian di atas penggorengan. Lalu, ia berkata, "Wahai Rabbku, sesungguhnya panasnya api neraka telah menghilangkan rasa kantukku." Lalu, ia bangun untuk melakukan shalat malam hingga pagi hari.Apabila malam telah menjadi gelap gulita mereka bangun untuk shalat Maka, pagi pun datang sedang mereka masih dalam keadaan ruku Rasa takut telah menerbangkan kantuk mereka, maka bangun Saat orang-orang yang merasa aman di dunia tertidur pulas Sedang mereka sujud di kegelapan malam sambil terisak Suara tangis mereka meretakkan tulang-tulang rusukWahai orang yang mendamba cinta-Nya, ingatlah bahwa Nabi Muhammad SAW beribadah di malam hari hingga kedua telapak kakinya bengkak. Para salafussaleh dan orang-orang pilihan umat ini pun selalu beribadah di malam hari. Jadikanlah qiyamullail sebagai prioritas kegiatan ibadahmu. Tidakkah Anda senang jika Anda dapat berdampingan dengan mereka di syurga Adn?

Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang difirmankan-Nya, “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.” (QS Adz-Dzariyat 51:15-18) Hanya karena Allah-lah orang selalu terjaga di kala malam. Hati yang dirundung takut dan pusing karena dosa tidak dapat tertidur. Dengan tuangan air mata ia menangisi kesalahannya. Dan malam pun tertutup dengan kehiruk-pikukkannya. Sebagai penyesalan atas dosa-dosa yang telah dilakukannya. Kepada Raja yang para raja tunduk dan patuh kepada-Nya Wahai Tuhan, tidak ada yang maha memaafkan dosa selain-Mu Hanya kepada-Mu-lah, wahai Tuhanku, orang yang mengosongkan dirinya mencari pengampunan-Mu, Wahai Tuhan, ampunilah hamba-Mu ini.

Dari berbagai sumber. Semoga bermanafaat.. Wassalam..

MEMBONGKAR KEDUSTAAN SURAT WASIAT SYAIKH AHMAD-PENJAGA MAKAM NABI - Bhg 1

MEMBONGKAR KEDUSTAAN SURAT WASIAT SYAIKH AHMAD-PENJAGA MAKAM NABI - Bhg 1

بسم الله الرّ حمن الرّ حيمAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarkatuh

Segala puji hanyalah bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, semoga Shalawat dan Salam atas nabi terakhir Muhammad Shalallahu 'alaihi wa salam, tidak ada nabi setelah beliau Shalallahu 'alaihi wassalam. semoga Shalawat dan Salam atas keluarga beliau, shahabat beliau dan orang – orang yang mengikuti Sunnah beliau sampai akhir zaman.

Amma Ba'du, (adapun selanjutnya)Semoga Allah menjaga kita semua nya dari fitnah diakhir zaman. Dan semoga Allah mewafatkan kita diatas Islam ini dan diatas cahaya sunnah Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam dan diatas jalan para Salafus Shaleh Radhiyallahu’anhum.

Alhamdulillah, pada kesempatan ini. Insya’Allah, saya akan mengoreksi surat Syaikh Ahmad, yang saya rasa tidak asing lagi ditengah – tengah kita. Bahkan ada diantara kalian yang mengirim surat ini kepada saya. Wallahu’allam, saya tidak tahu apa maksud dia mengirimkan kepada saya. Surat ini ma’ruf, sangat dikenal dikalangan kaum Muslimin yang pada umum nya mereka mencintai kebaikan akan tetapi tidak dibimbing dengan ilmu dan para ulama.

Surat yang saya maksud adalah Surat Wasiat Syaikh Ahmad-Pelayan Bilik Kenabian (Penjaga Makam Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam). Saya rasa antum semua nya sudah mengetahui surat ini. Maka saya tidak perlu lagi menuliskan secara lengkap surat ini.

RINGKASAN ISIRingkasan wasiat atau isi surat ini sebagai berikut : ”Bahwa seorang lelaki yang bernama Ahmad menyatakan, bahwa dia pelayan untuk bilik yang didalam nya terdapat makam Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam, bahwa dia tidak pada suatu malam (yaitu pada malam jum’at) karena membaca al-Quran. Sesudah itu dia mengantuk dan tertidur, lalu dia bermimpi melihat Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam memanggil nama nya dan Rasulullah berkata : ”Wahai Syaikh Ahmad,” maka dia menjawab, ”Labbaik wahai Rasulullah...........(dan seterus nya)” Lalu Ahmad menyebutkan, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam menuturkan kepada nya, bahwa umat nya (islam) jatuh di jurang kemaksiatan, isteri tidak taat kepada suami dan seterus nya. Maka dia menceritakan sebagian dari mimpi nya itu. Diakhir wasiat nya, dia (Syaikh Ahmad) menyebutkan tetang keutamaan bagi orang yang menyebarkan surat ini didalam tulisan lain nya dia mengatakan bahwa barangsiapa yang menulisnya dan mengirimkan nya dari suatu negeri ke negeri lain, maka sesungguhnya bagi nya istana di surga.”

Bagi yang ingin membaca surat wasiat itu, silahkan antum cari di google ”ketik SURAT WASIAT SYAIKH AHMAD atau antum lihat disalah satu blog http://www.bergaul.com/pages/blog/showblog.php?blogid=3239

http://faridnyzer169.wordpress.com/2009/06/18/pesan-dari-madinah-syaikh-ahmad/atau yg lain nya

SIKAP SEORANG MUSLIM TERHADAP ISU DAN KABAR –KABAR LAIN NYAAllah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :”Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Q.S 49. Al Hujuraat ayat 6)

Al-Imam Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah (Salah seorang murid dari sekian banyak murid Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah), berkata didalam kitab tafsir nya -Tafsir Al-Quranul Azhim- didalam menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir berkata :
”Allah Subhanhu wa Ta’ala memerintahkan (kaum mukmin) untuk memeriksa dengan teliti berita dari orang fasiq dan hendaklah mereka bersikap hati – hati dalam menerima nya dan jangan menerima nya dengan begitu saja, yang akibatnya akan membalikkan kenyataan. Orang yang menerima (berita itu) dengan begitu saja berita darinya, berarti (ia) sama dengan mengikuti jejak nya (orang fasiq). Sedangkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, telah melarang kaum Mukmin mengikuti jejak orang – orang yang rusak.

Dari pengertian inilah ada sejumlah ulama yang melarang kita menerima berita (riwayat) dari orang yang tidak dikenal, karena barangkali dia adalah orang yang fasik. ” [Lihat Tafsir Ibnu Katsir tetang ayat ini]

Saya katakan bahwa ayat inilah yang menjadi dasar atau dalil dibuat nya ilmu hadits. Yakni untuk mengetahui mana hadits nabi yang sah mana yang tidak. Belum pernah ada satupun ilmu yang lebih ketat didunia ini kecuali ilmu hadits. Satu persatu para penyampai hadits (rawi itu) diteliti oleh para Ulama Hadits. Mulai dari ibadah, aqidah, ahlak nya, keluarga nya, hafalan nya. Jika tidak ada cacat maka hadits nya diterima. Jika dia melakukan satu kesalahan saja, maka hadits nya lemah (Dhaif). Apalagi kalau dia tidak dikenal oleh para Ulama Hadits. Maka riwayat hadits nya Palsu (Maudhu’).

Intinya adalah sikap kita terhadap berita apa saja yang sampai kepada kita, baik itu dari orang yang kita kenal. Lebih – lebih lagi dari orang yang tidak kita kenal. Wajib hukum nya kita periksa berita nya, benar atau tidak. Jangan sampai kita menginginkan kebaikan dengan menyebarkan berita itu akan tetapi berita itu palsu. Apalagi hal ini menyangkut nama Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam.

Telah Shahih dari Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam, Bahwa beliau bersabda : ”Sampaikanlah dari ku meskipun satu ayat, dan ceritakanlah tetang Bani Israil tidak mengapa, dan Barangsiapa yang berdusta atas (nama) ku dengan sengaja, maka hendaklah dia mengambil tempat tinggalnya di Neraka” [Shahih, Diriwayatkan oleh Al-Bukhari juz 4 hal 145, Tirmidzi juz 4 hal 147, Ahmad juz 2 hal 159, 203, 214]

Didalam hadits lain Rasulullah shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda :”Barangsiapa yang mengatakan atas (nama) ku, apa – apa yang tidak pernah aku ucapkan, maka hendaklah dia mengambil tempat tinggal nya di neraka” [Shahih, Diriwayatkan oleh Bukhari juz 1 hal 35 dan yang lain nya]

Maka dari itu saya nasehatkan bagi diri saya sendiri dan antum semua nya. Untuk berhati – hati didalam menyampaikan hadits atau yang disandarkan kepada Islam. Karena hal ini sangat berbahaya bagi diri kita sendiri. Semoga Allah melindungi kita dari ahzab yang pedih lagi menghinakan.Kita kembali kepada permasalahan pokok dan inti dari buletin ini.BANTAHAN TERHADAP SURAT DARI SYAIKH AHMAD – PENJAGA MAKAM NABI

Saya katakan secara tegas, bahwa surat wasiat dari madinah itu dari Ahmad Penjaga Makam Nabi. Surat ini PALSU dan BERITA NYA DUSTA. Hal ini ditimbang dari seluruh sisi nya. Saya akan sampaikan bantahan para Imam Ahlussunah wal Jama’ah Salaful Ummah tetang kedustaan surat ini.Saya ambil bantahan ini dari kitab ”Kutubun, Akhbarun, Rijaalun, Ahaadits tahtal mijhar” yang ditulis oleh Fadhilatus Syaikh Abdul Aziz bin Muhammad as-Sadhan. Diterbitkan oleh Maktabah Malik Fahd al-Wathoniyyah, Riyadh-Saudi Arabia. Sudah diterjemahkan dengan judul ”SOROTAN TOTAL UALAM SALAF penerbit nya PUSTAKA AS-SUNNAH.”

Para ulama yang telah membantah surat wasiat syaikh ahmad ini, diantara mereka adalahImam Mujadid, Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah (Beliau adalah Ketua Lajnah Daimah (Komite Tetap) terhadap riset penelitian dan fatwa dalam masalah keagamaan di dalam lembaga Kibarul Ulama-Mekkah). Beliau mempunyai risalah tersendiri didalam membantah surat wasiat ini dari empat sisi. Biografi Imam Ibnu Baz rahimahullah, nanti saya berikan pada buletin tersendiri di group ”BARISAN PARA ULAMA PENGIBAR BENDERA SUNNAH-PENGHANCUR BID’AH”

Selain itu al-Lajnah ad-Daimah (Komisi Tetap Riset Fatwa dan Ilmiah). Juga telah memperingati kaum muslimin dari kebatilan surat ini dan bahaya dari surat ini. Didalam kitab Fatawa al-Lajnah ad-Daimah juz 3/74.

Adapun yang akan saya nukilkan disini adalah perkataan Asy-Syaikh Muhammad Rasyid Ridha rahimahullah yang diterbitkan di Majalah al-Manar 25/418-419 dinukil oleh Syaikh Abdul Aziz bin Muhammad as-Sadhan hafizhullah. Langsung saja kita simak bantahan Syaikh Muhammad Rasyid Ridha terhadap surat wasiat itu. Syaikh rahimahullah berkata :